Makna Referensial dan Non Referensial
Perbedaan
makna referensial dan non refernsial berdasarkan ada tidaknya referen dari
kata-kata itu. Jika kata-kata itu mempunyai makna refren yaitu sesuatu diluar
bahasa yang diacuh oleh kata itu maka kata tersebut bermakna referensial. Kalau
kata-kata itu tidak mempunyai reverend maka kata itu disebut kata bermakna non
referend. Kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial, karena
keduanya mempunyai refren, yaitu sejenis prabot rumah tangga yang disebut
“meja” dan “kursi”.
Makna
referensial adalah makna yang berrhubungan langsung dengan kenyataan atau
acuan. sedangkan makna nonreferensial adalah kata yang tidak mempunyai
refensial atau tidak memiliki acuan.
Contoh
referensial orang itu menampar orang.
Nonreferensial
gelas dan piring adalah bermakna non refensial yaiti sejenis perabotan rumah
tangga.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna
denotative adalah makna yang menyampaikan sesuatu yang bersifat fakta.
Sedangkan makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya. Contonya :
Denotatif
:
1.
Mas parto membeli susu sapi atau akhirnya,
prampok bank itu mampus ditangan polisi.
2.
Trisna makan nasi maksudnya kata makan berarti
memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Konotatif
:
1.
Dasar kau panjang tangan! Atau perutnya sudah
berteriak minta makan.trisna
2.
Trisna makan hati oleh kijok maksudnya kata
makan disini diartikan sebagai sakit hati.
Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan
referendnya dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun. Sedangkan
asosiatif adalah makna yang dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya
hubungan asisiatif, refleksi makna, sebuah kata dengan makna lain.
Contoh
:
1.
konseptual (kata
kursi memiliki makna konseptual sebuah tempat yang digunakan untuk
duduk),
2.
Asosiatif (kata kursii berasosiasi dengan
kekuasaan)atau kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
Kata merah berarti berani atau paham komunis.
BAB II PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penulis
menyimpulkan bahwa Makna pengajaran pada siswa di SMP masih banyak yang belum
menguasai makna yang bersifat makna yang tidak sebenarnya atau kiasan .karena
siswa masih sedikit kosa katanya ,sehingga mereka masih binggung dengan
kata-kata yang bersifat kias dan dalam pemahaman mereka masih perlu bimbingan
dari guru .
3.2 Saran
Sebagai
generasi penerus bangsa terutama jurusan bahasa dan sastra Indonesia, mulailah
dari sekarang untuk mengembangkan karya sastra dengan belajar berkarya dan
terus berkarya. Dan sebagai calon
pendidik yaitu sebagai calon guru bahasa Indonesia sebaiknya lebih
memperhatikan dan juga memahami serta mengapresiasikan bahasa kepada anak didik kita agar proses
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan lancar. Penulis telah berusaha
semaksimal mungkin menyempurnakan makalah ini. Namun apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan makalah kami mohon maaf, dan penulis senantiasa menerima
kritikan dan saran dari pembaca sebagai perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Djajasudarma
, Fatimah.2009, Semantik 1 Makna Leksikal dan Gramatikal. Bandung : Revika
Aditama
Djajasudarma , Fatimah.2009,
Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung : Revika Aditia
Aminudin.
2010. Semantik Pengantar Studi Tenteg Makna. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Faizah,
Hasnah. 2010. Linguistik Umum. Pekanbaru: Cendikia Insani
Chaer, Abdul. 2009, Pengantar
Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiono,Dkk.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka
Alwi
Hasan,Dk.2007.Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka
Dardjowidjojo, Soenjojo dkk.
2010, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :Balai Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar